Puluhan siswa TK Quantum berkumpul di taman Arek Lancor, Pamekasan, sekitar pukul 08.00 Sabtu (10/12). Mereka mengenakan seragam sekolah warna hijau kombinasi kuning. Sebuah lingkaran kertas karton putih dipakai sebagai ikat kepala. Kertas tersebut bertuliskan ”Solidaritas Aceh”.
Mereka memang sedang menyiapkan diri untuk menggelar aksi solidaritas bagi para korban gempa Aceh. Aksi anak TK ini bukan yang pertama dilakukan masyarakat Madura.
Seperti diberitakan koran ini sebelumnya, pada Kamis (8/12) jurnalis dan polisi menggelar aksi galang dana di Bangkalan. Sehari setelahnya, giliran Taretan Dhibi’ yang menggelar aksi serupa di Pamekasan.
Anak-anak TK itu tidak datang bersamaan. Ada beberapa teman mereka yang masih dalam perjalanan. Karenanya, para guru mengajak siswa untuk bermain di taman tersebut sambil menunggu yang lain datang. Sebagian siswa diantar oleh orang tua.
Setelah semuanya datang, aksi solidaritas dimulai. Anak TK itu duduk melingkar dengan beberapa kardus di tengah-tengahnya. Mereka kemudian membacakan doa untuk para korban gempa Aceh. Doa dipimpin Kepala TK Quantum, Kamariyah.
Usai doa, bocah-bocah itu berhamburan mendatangi masyarakat di sekitar Arek Lancor. Warga yang sedang duduk santai mereka datangi. Termasuk beberapa pertokoan di area sekitar juga mereka mintai donasi.
Salah seorang siswa Muhammad Syafi’ mengaku senang bisa menggelar doa dan galang dana. Dia ingin teman-temannya yang tertimpa musibah di Aceh bisa dibantu. Dia menyaksikan di televisi, banyak anak-anak yang terlihat sedih karena harus tinggal di pengungsian.
”Kasihan mereka kena gempa. Pasti sakit. Kami ingin membantu mengurangi beban saudara-saudara di Aceh,” ucapnya polos.
Sementara itu, Kamariyah mengaku sengaja mengajak anak didiknya melakukan aksi solidaritas untuk korban gempa Aceh. Tujuannya, agar tumbuh rasa simpati dan empati terhadap sesama pada diri anak didik. Kepedulian terhadap orang lain merupakan bagian dari pendidikan karakter yang harus ditanamkan sejak dini.
”Ini cara kami menanamkan kepedulian anak didik terhadap sesama. Terlebih pada saudara-saudaranya yang sedang tertimpa musibah,” ujar Kamariyah.
Bukan seberapa banyak dana yang terkumpul. Tetapi, seberapa besar rasa kepedulian itu lahir dari anak didik. Nilai itu lebih penting agar mereka tumbuh berkembang menjadi pribadi yang berkarakter.
”Dengan aksi solidaritas ini, anak-anak jadi tahu bahwa kalau ada saudaranya yang terkena musibah harus dibantu. Cara membantunya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Bisa dengan doa atau dana,” ucapnya
sumber : http://radarmadura.jawapos.com/read/2016/12/11/6053/-anak-tk-gelar-doa-dan-turut-galang-dana/3
BACA JUGA :
0 komentar:
Posting Komentar