Korban kapal pengangkut warga negara Indonesia (WNI) yang terbalik di perairan Malaysia ada yang diduga berasal dari Madura. Mereka adalah Matjumadin, warga Desa Bunten Timur, Kecamatan Ketapang; dan Muhri, warga Desa Gunung Rancak, Kecamatan Robatal, Sampang.
Masturi, adik Matjumadin, mengungkapkan, kakak berangkat ke Malaysia pada Kamis (19/1). Dia berangkat menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) menggunakan jasa tekong. Kemudian, Senin (23/1) dia mendapat informasi dari keponakannya, bahwa Matjumadin mengalami musibah.
”Informasi awalnya dari keponakan saya. Dia bilang, kapal yang ditumpangi kakak saya terbalik,” katanya Selasa (24/1). Pihaknya belum bisa mengetahui pasti keberadaan pria yang hendak bekerja di negeri orang itu.
Masturi juga tidak tahu, apakah ada di Malaysia atau ada di Indonesia. Bahkan, pihaknya tak bisa memastikan apakah kakaknya selamat atau sudah meninggal dalam kecelakaan tersebut.
”Katanya, ada lima orang dari Madura yang berangkat dengan kakak saya itu. Tiga orang menghilang dan dua orang sudah ditemukan. Tapi, saya tidak tahu apa selamat atau meninggal,” ungkapnya.
Jika memang kakaknya ditemukan sudah meninggal, dia berharap pemerintah bisa membantu untuk mengirim jenazahnya ke Indonesia. Dengan begitu, pihaknya tidak resah dan mendapat kepastian. ”Saya sangat berharap ada bantuan dari pemerintah untuk memulangkan kakak saya ke sini,” pintanya.
Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Ketenagakerjaan Sampang Zuhro Wardi mengaku belum mendapat laporan adanya warga yang terlibat dalam kecelakaan kapal terbalik itu. Jika memang ada warga Sampang yang menjadi korban, pihaknya akan menindaklanjuti. TKI legal maupun ilegal tetap menjadi tanggung jawabnya.
”Tetap akan saya bantu mengurus administrasinya jika memang benar itu warga Sampang,” terangnya. Jika data korban sudah diketahui pemerintah Indonesia, pihaknya pasti mendapat tembusan. ”Kami menunggu informasi lebih lanjut. Pasti kami tindak lanjuti,” sambungnya.
Sementara itu, Sahidi dan Mat Hidi, warga Desa Karang Penang Oloh, Kecamatan Karang Penang, Sampang, jadi korban longsor. Mereka meninggal saat bekerja sebagai penambang emas di Kalimantan. ”Saya keluarga korban. Mereka benar baru tiga hari bekerja,” kata Hurah, 35.
Hurah mengetahui Sahidi dan Mat Hidi tertimbun longsor dari keluarga lain di Kalimantan. Dua jenazah itu sedang dijemput ke Semarang. ”Saya menggunakan ambulans Ketapang untuk jemput jenazah. Informasi awal, pesawat turun di Surabaya. Tapi ternyata di Semarang,” ungkapnya.
Keterangan Hurah diakui Imam Sutrisno selaku sopir ambulans Puskesmas Ketapang. ”Untuk TKI yang di Malaysia belum ada kabar. Kalau urusan mayat kami yang tangani,” tandasnya.
sumber : http://radarmadura.jawapos.com/
BACA JUGA :
0 komentar:
Posting Komentar