SUMENEP – Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Sumenep berencana memberikan bantuan bibit tembakau. Sayangnya, hingga kemarin (1/6) rencana tersebut tidak kunjung direalisasikan. Akibatnya, petani mengeluarkan modal sendiri.
Hal itu dialami petani tembakau di Kecamatan Bluto. Padahal, kecamatan di selatan Kota Sumenep itu masuk dalam daftar 18 kecamatan yang akan mendapat bantuan bibit. ”Selama ini kami masih bermodal sendiri,” kata Hamdi, 45, petani tembakau di Desa Bluto.
Hamdi menyatakan sudah tergabung dalam salah satu kelompok tani (poktan). Namun, namanya tercantum di kecamatan lain. Menurut dia, selama ini tidak ada informasi mengenai bantuan bibit tersebut. Dengan demikian, dia memutuskan membeli bibit dengan biaya sendiri.
Hal sama disampaikan Anwar, 40, warga Desa Pakandangan Timur, kecamatan setempat. Dirinya juga tergabung dalam poktan. Namun, hingga kemarin tidak ada informasi adanya bantuan bibit tembakau. ”Kalau tembakau kami memang tidak mendengar. Tapi, hanya mendengar bantuan lain,” tuturnya.
Bantuan bibit, tutur dia, sangat dibutuhkan petani karena dapat mengurangi beban biaya produksi. Selama ini para petani tembakau sering merugi. Dia berharap jika ada program seperti itu pemerintah bersosialisasi sehingga diketahui masyarakat.
Data yang berhasil dihimpun Jawa Pos Radar Madura (JPRM), areal potensi tanaman tembakau di Sumenep mencapai 28.614 hektare. Tetapi, yang di-plotting hanya 21.893 hektare. Sayangnya, Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Bambang Heriyanto tidak berhasil dimintai keterangan.
Sumber : http://radarmadura.jawapos.com
BACA JUGA :
0 komentar:
Posting Komentar