BANGKALAN – Sudah jatuh tertimpa tangga. Demikianlah gambaran nasib yang diderita Manhur, 38, dan Saiful, 20, kakak beradik di Kampung Semelloh, Desa Pakes, Kecamatan Konang, Bangkalan. Mereka menjadi korban penganiayaan sehingga mengalami luka ringan. Sementara bapak mereka, yakni H Ridho, 60, tewas akibat penganiayaan tersebut.
Sabtu (3/6) sekitar pukul 01.30, segerombolan anak muda dari Desa Durin Timur, Kecamatan Konang, melakukan kegiatan patrol membangunkan warga untuk sahur. Setibanya di Desa Pakes, gerombolan anak muda itu ditegur oleh Saiful. Itu lantaran bunyi-bunyian musik patrol yang dimainkan terlalu keras. Padahal waktu itu dinilai belum waktunya sahur dan kerabat Saiful sedang sakit.
Sekumpulan pemuda yang melakukan patrol tidak terima ditegur. Mereka langsung melakukan pengeroyokan kepada Saiful. Mendengar ada keributan, warga sekitar keluar rumah sehingga segerombolan anak muda kabur meninggalkan Saiful.
Akibat penganiayaan tersebut, Saiful dilarikan ke puskesmas terdekat untuk mendapat perawatan medis. Sebab pasca pengeroyokan, korban lemas. Tak berselang lama, polisi datang ke tempat kejadian perkara (TKP). Polisi langsung meminta keterangan saksi dan korban. Polisi kemudian melakukan koordinasi dengan tokoh masyarakat dan perangkat Desa Pakes dan Desa Durin Timur. Itu dilakukan agar tidak terjadi kerusuhan susulan.
Pukul 12.00 dilakukan musyawarah yang melibatkan tokoh masyarakat dan Muspika Konang. Hasil dari musyawarah itu menyepakati berdamai sehingga tidak terjadi bentrok susulan. Namun sekitar pukul 16.45, saat itu Manhur dan H. Ridho berada di toko di Desa Pakes. Dari barat datang lima orang yang diketahui warga Desa Durin Timur. Mereka mengendarai motor.
Mereka berhenti di depan toko milik H Ridho dan membleyer gas motornya. Salah seorang warga dari Desa Durin Timur kemudian menanyakan siapa yangg menantang carok saat melakukan kegiatan patrol.
Mendapat pertanyaan seperti itu, Manhur menjawab permasalahan sudah diselesaikan oleh tokoh masyarakat dan Muspika Konang. Namun segerombolan orang itu tidak menggubris dan langsung membacokkan senjata tajam jenis celurit yang masih ada selongsongnya ke Manhur.
Melihat anaknya dianiaya, H Ridho melerai. Namun dia malah ikut dibacok berkali-kali. Akibatnya, H Ridho mengalami luka parah. Korban sempat dilarikan ke puskesamas terdekat sebelum dirujuk ke RSUD Syamrabu Bangkalan. Sayang, nyawa H Ridho tidak bisa diselamatkan.
Sementara kondisi di tempat kejadian semakin memanas. Dikhawatirkan terjadi bentrok susulan, puluhan polisi dari Polsek Konang di-back up Polres Bangkalan menjaga Desa Pakes dan Desa Durin Timur.
Kasatreskrim Polres Bangkalan AKP Anton Widodo membenarkan peristiwa penganiayaan dengan korban satu meninggal itu. Pihaknya mendatangi lokasi untuk melakukan penyelidikan dan meminta keterangan saksi serta korban. ”Semua korban masih satu keluarga,” katanya kemarin (4/6).
Bertempat di rumah Kades Durin Timur, dilakukan penjemputan tersangka. Diketahui, pelaku penganiayaan adalah Misli, 50, warga Dusun Bundeg, Desa Durin Timur, Kecamatan Konang, Bangkalan.
Meski pelaku sudah menyerahkan diri, polisi terus mendalami penyelidikan kasus penganiayaan maut tersebut. ”Kami dalami. Kami mencocokkan keterangan saksi dan korban sehingga nanti diketahui apakah ada orang lain yang melakukan pembacokan,” tukas Anton.
Sumber : http://radarmadura.jawapos.com
BACA JUGA :
0 komentar:
Posting Komentar