PAMEKASAN – Kesabaran polisi dengan maraknya aksi balap liar (bali) di Kota Gerbang Salam habis. Polres Pamekasan melakukan operasi besar-besaran di Jalan Kabupaten, Kota Pamekasan, Minggu dini hari (4/6). Operasi itu dipimpin langsung Kapolres AKBP Nowo Hadi Nugroho.
Dalam operasi itu, Korps Bhayangkara menurunkan 150 anggota. Ratusan personel berseragam cokelat itu mengepung seluruh akses keluar masuk Jalan Kabupaten. Dalam operasi yang berlangsung sekitar tiga jam itu, polisi berhasil mengamankan 217 kendaraan roda dua.
Saat petugas mulai beraksi, para pembalap dan penonton berhamburan. Sayang, usaha melarikan diri mereka sia-sia. Sebab, semua akses keluar sudah dijaga ketat. Tanpa terkecuali, satu per satu kendaraan itu diamankan. Termasuk kendaraan milik warga yang menonton bali.
Setelah didata, seluruh barang bukti (BB) diangkut ke Mapolres Pamekasan. Butuh waktu sekitar satu jam bagi polisi untuk mengangkut BB tersebut.
Kapolres Pamekasan AKBP Nowo Hadi Nugroho menjelaskan, pemilik kendaraan boleh mengambil kendaraan itu. Dengan syarat, pemilik kendaraan menyerahkan surat bukti kepemilikan kendaraan dan didampingi orang tua. Mereka juga harus membawa surat keterangan dari kepala desa dan guru bimbingan konseling (BK) jika masih berstatus pelajar.
Nowo menjelaskan, pengetatan itu sengaja dilakukan. Tujuannya, agar para orang tua, kepala desa, dan guru juga mengetahui. Dengan demikian, bisa ikut mengawasi. ”Supaya ada efek jera bagi para pelaku ini. Kalau tidak begitu, dua hari lagi mereka sudah kembali balapan,” terangnya.
Perwira dengan dua melati emas di pundaknya itu menegaskan, selain di Jalan Kabupaten, masih ada lokasi yang menjadi incaran. Operasi semacam ini akan terus dilaksanakan hingga tidak ada lagi bali di Pamekasan.
Selain mengamankan kendaraan roda dua, dalam razia ini polisi juga mengamankan seorang pria yang kedapatan membawa senjata tajam (sajam). Namun, dia mengaku belum mengetahui identitas pemilik sajam tersebut. ”Sekarang masih diperiksa di satreskrim. Mungkin besok sudah bisa diketahui identitas dan lain-lainnya,” terangnya.
Nowo menjelaskan, operasi ini dilakukan karena maraknya laporan warga yang mengaku terganggu dengan kegiatan bali. Dia berharap, operasi ini bisa menjadi peringatan untuk tidak melaksanakan kegiatan serupa. Sebab, kegiatan itu sangat mengganggu warga dan mengancam keselamatan.
”Kalau setelah ini masih ada lagi, kami akan operasi lagi. Kalau sampai ada yang tertangkap dua kali dalam operasi seperti ini, hukumanya akan lebih berat,” pungkasnya.
Sumber : http://radarmadura.jawapos.com
BACA JUGA :
0 komentar:
Posting Komentar